OPTIMALISASI KELAS DIGITAL MARKETING GUNA MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI IMPLEMENTASI P5 SMK MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Asih, S.Pd.

Share Post :

OPTIMALISASI KELAS DIGITAL MARKETING GUNA MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI IMPLEMENTASI P5 SMK MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Asih, S.Pd.

Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dan kemajuan bangsa. Pendidikan dan kurikulum merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan adalah goal atau tujuan yang ingin dicapai atau bisa disebut sebagai sasaran jangka panjang untuk mewujudkan peserta didik yang unggul dan berprestasi. Sedangkan kurikulum adalah merupakan suatu program atau sistem yang digunakan untuk tercapainya pendidikan. Menurut UU No.20 tahun (2003) “kurikulum merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang berkaitan  dengan  tujuan,  isi,  bahan  ajar dan cara yang digunakan dan dijadikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional”. Bentuk nyata dari program atau sistem dalam pendidikan diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran.

Implementasi kurikulum di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan penyempurnaan. Dimulai tahun 1947, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1973, tahun 1975,

tahun 1984, tahun 1994, tahun 1997 (revisi kurikulum 1994), tahun 2004 (Kurikulum Berbasis  Kompetensi),  dan  kurikulum  2006  (Kurikulum  Tingkat Satuan   pendidikan), dan pada tahun 2013 pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional mengganti kembali menjadi kurikulum 2013 (Kurtilas) dan pada tahun 2018 terjadi revisi menjadi Kurtilas Revisi” (Ulinniam et al., 2021). Pada tahun ajaran 2022/2023, Kementerian Pendidikan telah resmi menggunakan Kurikulum Merdeka. Pada Kurikulum Merdeka, mengedepankan konsep “Merdeka Belajar” yang dirancang untuk membantu pemulihan krisis pembelajaran akibat ketertinggalan pembelajaran (learning loss) dan kesenjangan pembelajaran (learing gap) pasca Covid 19.

Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang esensial dan pada pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila. Pada Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa istilah profil pelajar pancasila, seperti profil pelajar pancasila, penguatan profil pelajar pancasila, dan projek penguatan profil pelajar pancasila.

Profil pelajar pancasila merupakan pelajar Indonesia yang memiliki jiwa pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri bangsa Indonesia yaitu pertama beriman, bertaqwa kepada Tuhan dan berakhlak mulia; kedua mandiri, ketiga bernalar kritis, keempat kreatif, kelima bergotong royong, serta keenam berkebinekaan global.

Dalam penerapan kurikulum merdeka, siswa dituntut untuk membuat atau melaksanakan suatu projek. Kegiatan Projek pada Kurikulum Merdeka dikenal dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan Projek Lintas Disiplin Ilmu yang kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat atau permasalahan di lingkungan satuan pendidikan. Projek penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana pencapaian profil pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek profil ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Kemendikbudristek melalui Buku Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila telah menentukan 7 tema P5 untuk fase A (SD) sampai fase F (SMA/SMK/MA). Ketujuh tema tersebut adalah Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Demokrasi, Rakayasa dan Teknologi, dan Kewirausahaan. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk mengembangkan topik projek yang sesuai dengan tema dan tujuan projek profil serta kondisi dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, atau lingkungan daerah setempat.

SMK Muhammadiyah Karanganyar Kabupaten Pekalongan berdiri sejak tahun 2008, dengan Surat Keputusan Pendirian dari Dinas Pendidikan Kabupaten No 420/3061 /2008 tertanggal 2 Juli 2008 dengan membuka 2 (dua) Kompetensi Keahlian yaitu Farmasi dan Teknik Komputer Jaringan. Dan saat ini berkembang dengan pesat menjadi 4 kompetensi keahlian yaitu Farmasi, Teknik Komputer dan jaringan (TKJ) dan Tataboga. SMK Muhammadiyah Karanganyar terus mengembangkan sayapnya dengan terus mencetak prestasi baik dibidang akademik maupun non Akademik yang utamanya dengan membekali siswa dengan skil dibidang Kewirausahaan guna melahirkan lulusan SMK yang unggul dan mampu berdaya saing di dunia industri. Diantaranya, Pengembangan Teaching Factory (TeFa) pada Unit Produksi SMK Muhammadiyah Karanganyar merupakan perpaduan dari konsep pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis produksi produk dan jasa. Setelah mengembangkan TeFa, saat SMK Muhammadiyah Karanganyar juga telah memiliki Badan Usaha Sekolah (BUS) berupa Kantin Sekolah yang dikelola oleh sekolah dengan melibatkan semua komponen sekolah (Guru, Karyawan dan Siswa) dan Masyarakat sekitar. Program ini merupakan langkah positif yang ditawarkan Unit Produksi SMK Muhammadiyah Karanganyar kepada siswa dan orang tua guna mengembangkan jiwa enterpreneur. dengan harapan Lulusan SMK  Muhammadiyah Karanganyar mampu menjadi aset dan bukan menjadi beban.

Bisnis online saat ini berkembang pesat sejak pandemi Covid 19 hingga sekarang. Potensi ini dapat digunakan untuk mengembangkan topik kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada tema kewirausahaan. Salah satu alternatif topik yang dapat dipilih adalah Program Kelas Digital Marketing. Topik ini cocok diimplementasikan di Sekolah Menengah Kejuruan yang berada di Kabupaten Pekalongan. Hal ini disebabkan karena siswa SMK sudah melek teknologi, sudah cukup umur untuk memenuhi syarat administratif yang dibutuhkan saat membuat akun di platform digital seperti NIK dan nomor rekening bank, dan kompetensi yang didapat dari program kelas digital marketing dapat langsung dipraktikkan. Selain itu, lulusan SMK juga tidak hanya dituntut untuk bekerja tetapi juga dapat melanjtkan studi atau berwirausaha (BMW).

Post Tag :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *